Pages

Anak-Anak Nelayan [2]



Tak terasa sudah seminggu aku tinggal di desa nelayan ini dan hampir tiap malam tak kulewatkan bersama Pras dan Romlan yang gagah dan berkontol besar.


Malam ini aku sendiri termenung di atas pasir laut yang bersih beralas kain sarung tebal dari bahan famatex, khas sarung anak nelayan daerah ini. Pras dan Romlan tadi pamit untuk melaut mungkin tiga atau empat hari lagi baru pulang. Jadi malam ini aku akan tidur sendiri. 


Aku membayangkan hari-hari yang telah kulewati bersama Pras dan Romlan yang penuh kenangan. Aku bayangkan wajah Pras yang menyeringai penuh nafsu saat kontol besarnya merojok analku dan wajah Romlan yang tampak puas saat batang kontolnya menyemburkan cairan kental dalam mulutku.


Dan saat tangan-tangan mereka dengan gemas mengcoli batang kejantananku sampai air kenikmatanku muncrat. Ah membayangkan seperti ini aku jadi ngaceng. Tapi mau bagaimana lagi, disini sepi. Anak-anak nelayan semua melaut karena saat ini rembulan sedang gelap dan biasanya tangkapan ikan akan lebih banyak didapat.


Saat aku terbuai dalam lamunanku aku tidak menyadari ada empat orang anak muda datang menghampiriku. Aku tersentak saat salah satu dari mereka menyapaku.

“Sendiri aja mas, Kak Pras sama Kak Romlan melaut ya ?” Tanya salah satu dari mereka.

“Iya nih, adik-adik gak melaut?” tanyaku balik.

“Baru datang tadi pagi mas, boleh kami temani mas?” Tanya yang lain.

“Boleh.” jawabku.


Kemudian kami terlibat obrolan yang seru. Mereka banyak bertanya tentang pekerjaanku, hobiku dan lainya. Kuperhatikan wajah mereka lumayan ganteng–ganteng dan usia mereka baru sekitar 17 sampai 20 tahun. Badan mereka rata-rata sudah mulai kekar seperti anak-anak nelayan yang lain.


“Mas, maaf ya kalau pertanyaanku ini menyinggung mas?" Salah satu dari mereka bertanya dan tampak ragu sehingga gak diteruskan.

“gak pa-pa... tanya aja, kenapa ragu?" Jawabku melihat keraguan diwajah imut yang ada didepanku.

“Kemarin malam aku lihat secara diam-diam Mas lagi asik ngesek sama Kak Pras, betul mas?” tanyanya tampak polos.

“Betul, emang kenapa. Adik mau juga” Jawabku memancing, karena aku juga mulai horny dan ingin merasakan kontol-kontol muda dari anak-anak yang sekarang mengelilingiku.

“Ajarin kami mas, Kami belum pernah seperti itu, paling-paling kami hanya ngeloco aja” Jawab yang lain.

“Sini siapa yang mau mulai lebih dulu" jawabku sambil meraih tangan anak yang ada disamping kananku dan mencium pipinya yang mulus.

Tidak lama diatas pasir putih itu jadi pergumulan seru 1 lawan empat. Mereka rata-rata hanya memakai sarung tanpa celana dalam. Dengan mudahnya tanganku memegang batang kejantanan mereka yang rupanya sudah tegang berat.


Dua orang aku telentangkan di depanku dan secara bergantian batang kejantananya aku kulum dan aku sedot. Sementara yang lain yang lebih tua meraba-raba pantatku yang sudah telanjang. Tangan mereka juga bergerilya kearah puting susuku dan ini membuat aku semakin tegang.

“Ahm…agrh...agrh... enak mas, sedotanya, enak sekali, terus mas, terus mas” anak-anak yang ku hisap kontolnya berceloteh dengan penuh nafsu dan wajah mereka tampak keenakan sambil memejamkan mata dan bergoyang menyodok-nyodok mulutku.


“Hai gentian dong” anak-anak yang tadi meraba-raba pantatku maju ke depan dan ingin batang kontolnya juga kusedot, dua anak yang tadi dengan penuh nafsu kusedot kini berdiri member kesempatan kepada kawan-kawanya untuk merasakan nikmatnya sedotanku.

“Mas, Boleh kutusuk pantatnya?” Tanya anak yang baru berdiri, aku hanya mengangguk dan tak bisa mengeluarkan kata-kata karena mulutku telah penuh oleh batang kontol yang panjang dan besar.


Dan dengan kasar salah satu anak itu menunggingkan ku dan disodoknya lobang pantatku tampa ampun. Walau sudah sering dipakai tapi aku masih juga merasa sakit dan kaget karena sodokan yang tiba-tiba dan tanpa menggunakan perasaan.


Kemudian dengan penuh nafsu anak itu memajumundurkan pantatnya sementara anak yang satunya meraba-raba selangkanganku dan mencari batang kontolku yang sudah tegang sekali. Anak itu kemudian mengocok batang kontolku seirama dengan sodokan temanya.


Aku melayang-layang dalam nikmat yang tiada tara. Dua kontol di depanku dan bergantian kusedot, satu kontol merojok lobang anusku, dan satu tangan mengocok kontolku. Aku tersengal-sengal menahan nafsuku yang kian memuncak.


Dan saat pertahananku jebol seluruh tubuhku mengejang. Aku tak berani menggigit gigiku karena didalam mulutku masih penuh dengan batang kontol. Maka kukatupkan bibirku dan anak yang kontolnya ada didalam mulutku ikut-ikutan merojokan kontolnya dalam mulutku yang rapat karena aku menahan laju orgasmeku.


Dan bersamaan dengan muncratnya cairan dari kontolku anak yang merojok anusku menusukan kontolnya dalam sekali dan membenamkanya disana. Kurasakan kedutan dari kontol itu dan kuraskan anak itu juga mencapai orgasme dan menyemburkan pejuhnya dalam ususku. Tak lama kemudian dengan lenguhan yang panjang anak yang kontolnya dalam mulutku mengejang dan muncratlah cairan kental, asin, pahit, manis, dan beraroma cocopandan dalam mulutku.

“Agrh…argh…ah…ouwh…ahrgh…oh...yes...yes…ouwh…”erang mereka berdua bersamaan. Aku hanya dapat menikmati semburan mani dalam mulut dan anusku yang keluar bersamaan dengan menyemburnya maniku sendiri.


Kemudian hening, hanya nafas kami berempat yang terdengar dan tampak tersengal-sengal. Setelah kedua anak itu melepaskan kontolnya dari lobang atas dan bawahku. Mereka berdua terkulai lemas. Sementara dua orang anak lainya berusaha memasukan batang kontol mereka yang belum ngecret dalam lobang anusku.


Aku yang telah lemas dan lelah, pasrah saja pada apa yang akan mereka lakukan. Salah satu dari keduanya segera mendudukanku dipangkuanya dengan posisi aku membelakanginya dan dengan segera batang kontolnya masuk dan tertanam dalam lobang panmtatku dengan mudah.


Kemudian aku ditariknya telentang sehingga aku dalam posisi ngangkang dan pemuda satunya kemudian mengangkat kedua kakiku kepundaknya dan berusaha memasukan kontolnya dalam lobang pantatku yang telah diisi oleh kontol temanya.


Aku enjoy aja karena posisi ini pernah aku praktekan bersama Pras dan Romlan. Pelan tapi pasti kedua kontol itu masuk dalam lobang pantatku dan mereka mulai memajumundurkan dan menaikturunkan pantatnya bergantian. Kini dua batang kontol itu terus merojok lobang pantatku dengan irama yang konstan, sementara karena rangsangan yang bertubi-tubi dalam pantatku membuat kontolku ikut ngaceng.

“Aaah…ouwh…enak sekali mas,”celoteh anak yan diatas sementara yang dibawah hanya mendesah-desah tak karuan terbakar nafsu.

Tiba-tiba anak yang tadi aku sedot kontolnya naik keatas perutku demi melihat kontolku yang ngaceng diarahkanya lobang anusnya kearah kontolku dan kemudian bless batang kontolku amblas dalam lobang anak itu. Aku yakin anak itu sudah tidak perwan lagi karena batang kontolku dengan mudah masuk dalam lobang pantatnya. Tapi walau demikian lobang pantat anak ini terasa seret juga. 


Kemudian mereka bertiga berpacu mencapai puncak, dan sodokan dalam lobang pantatku terasa semakin keras dan menghentak, batang kontolku sendiri mulai berkedut-kedut.


Dan dalam waktu yang hampir bersamaan kedua anak yang menusuk lobang pantatku mengejang dan menyemburkan pejuhnya dalam anusku. Anak yang diatasku semakin cepat menggoyang pantatnya dan memacu aku untuk ngecret. Tak sampai lima menit aku merasakan aliran lahar sudah ada dipuncak dan dengan sekali sentakan pejuhku menyembur dalam lobang anak itu.

“aaaah...ough...ough...”
croooooooooooooooooot………….
croooooooooot……
"Arrgghhh" Jeritku dengan penuh nikmat.


Begitulah kisah perjalanan dinasku yang penuh nikmat.

Xavier224

Anak 19 tahun yang mencoba menghibur diri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar